Ternyata Kampanye Melalui Internet dan Jejaring Sosial Sangat Efektif dan Berpengaruh Luas

Ternyata Kampanye Melalui Internet dan Jejaring Sosial Sangat Efektif dan Berpengaruh Luas - Pengguna dunia maya saat ini sedang dibombardir dengan aksi kampanye tim sukses pasangan Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK. Sejumlah jejaring sosial pun ramai akan pencalonan dua kandidat capres dan cawapres yang akan bertarung pada 9 Juli 2014 tersebut. 

Kedua pasangan ini seperti memiliki agenda tersendiri untuk bisa merebut hati para penggila dunia cyber. Facebook, Twitter, blog, YouTube, aplikasi BlackBerry Messenger, LINE, WhatsApp, WeChat, dan masih banyak lagi, menjadi target untuk bisa mendongkrak popularitas pasangan capres-cawapres. 

Akibatnya, banyak informasi yang masuk tanpa filter, sehingga masyarakat yang menerima dikacaukan hak-haknya untuk memperoleh informasi yang baik dan benar oleh aktivitas para kandidat di dunia jejaring sosial itu.

Seperti sampah yang berserakan di mana-mana, kotor, bau dan sangat tidak tertib arus lalu lintas informasi yang beredar di internet. Semua orang dengan bebasnya berceloteh, lantaran tidak ada aturan jelas yang memagari, sehingga yang terjadi adalah bias. 

Hal demikian memang tidak diharamkan. Tetapi, secara etika bila kampanye yang terjadi adalah fitnah, berita bohong, tendensius, pastinya akan merusak tatanan demokrasi dan kebebasan berinterkasi di dunia internet masa kini. Terlebih, menurut catatan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), pengguna internet di Indonesia telah mencapau 82 juta orang. Dengan capaian tersebut, tentu menjadi angin segar bagi para kandidat untuk bisa mengambil para penggila dunia maya, khususnya kalangan muda. 

Tentu saja, sejak kelahiran media sosial yang awalnya hanya sebagai alat untuk bersosialisi atau pemasaran secara online, bisa dimanfaatkan sebagai alat politik untuk berkampanye. 

Contoh yang paling nyata ketika Presiden Barack Obama memanfaatkan jejaring sosial seperti Twitter, Facebook, dan blog untuk bisa merebut kursi kepresidenan. Lalu memang, terpilihnya Obama tidak lepas dari upaya tim suksesnya menggunakan strategi kampanye dunia internet. Hal ini membuktikan di negara maju seperti AS dengan pengguna internetnya mencapai 245 juta pada 2011, kampanye melalui internet dan jejaring sosial sangat efektif dan berpengaruh luas. 

Di Indonesia, yang awalnya upaya ini dianggap kurang efektif, namun karena tiap tahun pengguna internet semakin tinggi, dianggap para kandidat adalah cara yang mudah, cepat, mengenai sasaran khusus masyarakat perkotaan dan pastinya murah. 

Kini, Ibarat mal, sosial media begitu ramai mewarnai halaman yang saling menawarkan produk, promo, pengenalan diri, curhat, hingga kampanye politik. 

Ditambah, saat ini tercatat ada 24 jejaring sosial asli buatan Indonesia, yang di luar Facebook, Twitter, dan lainnya. Sehingga dengan jumlah itu, membuat para kandidat dan tim sukses melek untuk memanfaatkan jejaring sosial jelang pilpres pada Juli 2014.
Sumber : Amril Amarullah // okezone.com

No comments:

Post a Comment