Inilah Wawancara Tabloid DETAK No. 2/I, 21-27 Juli 1998 Dengan Prabowo

Inilah Wawancara Tabloid DETAK No. 2/I, 21-27 Juli 1998 Dengan Prabowo - Terkait HAM, Prabowo : Demi Allah Saya Tidak Serendah Itu..!! - Kasus HAM pada tahun 1998 yang terus diungkit, dari seorang mantan Danjen Kopassus dan Pangkostrad, Letnan jenderal (Purn.) Prabowo Subianto, seiring dengan sebuah agenda besar kepentingan politik Pilpres 2014 yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu, demi untuk mencederai nama baik ‘Sang Letnan Jenderal’ yang dikenal loyal dan putih terhadap bangsa dan negara RI.

Lebih dari sebuah upaya konspirasi besar pengkambinghitaman terhadap seorang tokoh militer, sebuah wawancara dengan Prabowo Subianto yang terjadi pada 19 Juli 1998 dengan Tabloid Detak dapat menjadi garis informasi baru untuk mengungkap hal yang jauh lebih besar di belakang itu semua.



Wawancara ini telah dimuat dalam Tabloid DETAK No. 2/I, 21-27 Juli 1998

Halo, Jenderal, apa kabar?

Alhamdulillah saya tetap sehat, lahir batin.

Kabar keluarga?

Oh, alhamdulillah juga, semua sehat. Hanya istri dan anak saya nggak bisa ikut ke sini. Titiek lagi nganter anak saya yang mau sekolah.

Jadi Anda bebas merdeka dong?

Dalam hal itu saya selalu bebas.

Lho, memangnya dalam hal apa nggak bebas?

Yah…, kalau you nanya soal kasus penculikan, baru saya tidak bebas.

Mengapa begitu?

Saya ini militer, tidak seperti you, bisa bebas bicara sesuka kata hati. Setiap bicara masalah yang sensitif, harus terlebih dahulu melapor pada atasan.

Tapi Jumat kemarin, 17 Juli 1998, anda bicara terbuka di depan wartawan, ‘Saya siap bertanggung jawab bila anak buah saya ter­bukti bersalah…’?

Saya harus mengatakan itu. Saya ini seorang perwira. Moral sebagai komandan harus saya tegakkan. Saya waktu bicara itu karena ter­paksa. Soalnya teman-teman you (wartawan—Red.) sudah begitu gen­car menyerbu saya dengan berbagai pertanyaan. Tapi, semua ini telah saya laporkan pada Pangab.

Jelasnya, apa yang Anda maksud dengan bertanggung jawab?

Lho, sebagai komandan harus mau bertanggung jawab.

Komentar Anda seputar kasus penculikan dan kedudukan Anda sebagai Danjen Kopassus saat itu?

Wah, saya milih no comment! Karena semua persoalan menyangkut diri saya, sudah saya laporkan pada Pangab. Saya memilih diam.

Dengan diam, apakah Anda mengakui semua tuduhan yang bergulir?

Tuduhan apa? Kan proses sedang berjalan. Kita lihat saja nanti.

Proses yang bagaimana?

Seperti kata saya tadi…, sesuai prosedur semua sudah saya laporkan pada atasan.

Jadi Anda melapor bahwa benar Anda yang mengotaki penculikan..? 

Heran saya, kenapa sih kalian senang betul menempatkan saya sebagai biang keladi penculikan. Pokoknya, no comment!

Tapi masyarakat telanjur dibuat berpikir bahwa Anda dalang utama peristiwa penculikan?

Saya seorang yang beragama. Tuhan maha tahu. Saya cinta negeri ini. Saya orang yang menghargai kemanusiaan. Demi Allah, saya tidak serendah itu...!!

Jadi akan tetap diam dan membiarkan seluruh prasangka berkembang?

Biarkan saja orang berburuk sangka pada saya. Bersikap pasrah pada Sang Pencipta membuat saya tenang. Apalah arti pangkat dan jabatan? Saya seorang prajurit yang mengabdi kepada bangsa dan negara Indonesia. Bila harus, nyawa saya pun siap saya serahkan untuk Ibu Pertiwi.

Harapan Anda ke depan?

Harapan saya agar masyarakat tahu; saya ini seorang prajurit TNI. Saya rasa itu saja!
Sumber : spektanews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar