Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan sejumlah pernyataan dalam menghadapi Pilpres 2014. Pernyataan yang disebut dengan "tausiyah kebangsaan" itu disampaikan dalam konferensi pers di Kantor MUI Pusat, Jl Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (5/6/2014).
Ketua Umum MUI Pusat Din Syamsuddin, Ketua MUI KH Muhyidin Junaedi, Wakil Sekjen Natsir Zubaidi dan Amirsyah Tambunan hadir dalam konferensi pers tersebut.
Ada sejumlah poin tausiyah MUI, diantaranya:
Pertama, MUI mendorong setiap warga negara untuk menggunakan hak pilihnya secara bertanggung jawab, cerdas, dan penuh pengetahuan terhadap Capres dan Cawapres yang mampu membawa perubahan, perbaikan dan kemaslahatan dalam kehidupan bangsa.
Kedua, MUI mengajak semua pihak, baik penyelenggara Pemilu, Pemerintah, maupun kedua pasangan Capres/Cawapres dan Tim Suksesnya untuk menjamin dengan penuh tanggung jawab dan integritas agar Pilpres berlangsung aman, damai, jujur, adil dan berkualitas.
Ketua Umum MUI Pusat Din Syamsuddin, Ketua MUI KH Muhyidin Junaedi, Wakil Sekjen Natsir Zubaidi dan Amirsyah Tambunan hadir dalam konferensi pers tersebut.
Ada sejumlah poin tausiyah MUI, diantaranya:
Pertama, MUI mendorong setiap warga negara untuk menggunakan hak pilihnya secara bertanggung jawab, cerdas, dan penuh pengetahuan terhadap Capres dan Cawapres yang mampu membawa perubahan, perbaikan dan kemaslahatan dalam kehidupan bangsa.
Kedua, MUI mengajak semua pihak, baik penyelenggara Pemilu, Pemerintah, maupun kedua pasangan Capres/Cawapres dan Tim Suksesnya untuk menjamin dengan penuh tanggung jawab dan integritas agar Pilpres berlangsung aman, damai, jujur, adil dan berkualitas.
Ketiga, MUI meminta kepada KPU dan Bawaslu untuk bertindak adil, amanah dan profesional menegakkan ketentuan dan peratran secara konsekuen dan konsisten.
Keempat, kepada pasangan Capres Cawapres dan tim suksesnya supaya mengedepankan persaingan sehat dengan menjunjung tinggi persaudaraan kebangsaan, menghentikan segala bentuk kampanye hitam, penyebaran ghibah, fitnah, serta pertentangan yang bersifat SARA.
Kelima, MUI menyerukan kepada umat Islam adar mengedepankan tenggang rasa dalam menyikapi perbedaan pilihan dan tidak terjebak dalam pertentangan dan permusuhan yang menggoyahkan ukhuwah Islamiyah. Dalam memberikan dukungan kepada pasangan Capres Cawapres pilihan, MUI meminta masyarakat bersikap secara wajar atau tidak berlebihan.
Keenam, MUI mendorong umat Islam untuk menggunakan pertimbangan rasional dan bila perlu pertimbangan spiritual untuk memilih paangan Capres Cawapres yang agamis, agamis, jujur, adil, bertanggung jawab dan berkemapuan dalam memimpin bangsa menuju pencapaian cita-cita Indonesia yang aman sentosa, adil, makmur, dan berdaulat (baldatun thayibatun wa Rabbun ghafur).
Keempat, kepada pasangan Capres Cawapres dan tim suksesnya supaya mengedepankan persaingan sehat dengan menjunjung tinggi persaudaraan kebangsaan, menghentikan segala bentuk kampanye hitam, penyebaran ghibah, fitnah, serta pertentangan yang bersifat SARA.
Kelima, MUI menyerukan kepada umat Islam adar mengedepankan tenggang rasa dalam menyikapi perbedaan pilihan dan tidak terjebak dalam pertentangan dan permusuhan yang menggoyahkan ukhuwah Islamiyah. Dalam memberikan dukungan kepada pasangan Capres Cawapres pilihan, MUI meminta masyarakat bersikap secara wajar atau tidak berlebihan.
Keenam, MUI mendorong umat Islam untuk menggunakan pertimbangan rasional dan bila perlu pertimbangan spiritual untuk memilih paangan Capres Cawapres yang agamis, agamis, jujur, adil, bertanggung jawab dan berkemapuan dalam memimpin bangsa menuju pencapaian cita-cita Indonesia yang aman sentosa, adil, makmur, dan berdaulat (baldatun thayibatun wa Rabbun ghafur).
Sumber : Suara-islam.com
Keenam, MUI mendorong umat Islam untuk menggunakan pertimbangan rasional dan bila perlu pertimbangan spiritual untuk memilih paangan Capres Cawapres yang agamis, agamis, jujur, adil, bertanggung jawab dan berkemapuan dalam memimpin bangsa menuju pencapaian cita-cita Indonesia yang aman sentosa, adil, makmur, dan berdaulat (baldatun thayibatun wa Rabbun ghafur).
Sumber : Suara-islam.com
- Ternyata Belum Ada yang Mau Koalisi dengan Demokrat - Belum menentunya arah partai Demokrat dalam berkoalisi, selain karena raihan suara yang hanya 10,19 persen juga karena belum adanya kehendak dari…
- Gaji Buta Anggota DPR RI Peringkat Empat Terbesar di Dunia - Menurut data yang dilansir oleh Independent Parliamentary Standards Authority (IPSA) dan Dana Moneter Internasional (IMF), bahwa gaji…
- Membaca Manuver Jusuf Kalla (JK) - Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla memiliki hubungan sangat dekat dengan kelompok Sofyan Wanandi dkk. Di samping kedua keluarga, Jusuf Kalla dan Wanandi…
- Galau Antara Adil dan Sejahtera - Walau dibantah berkali-kali oleh elite PKS, fenomena ‘’Faksi Keadilan’’ dan’’Faksi Sejahtera’’ di tubuh PKS, semakin terang-benderang. Sejumlah peneliti sudah…
- Agar Survei Politik Yang Disajikan di Ruang Publik Bukan Informasi Bias Yang Menyesatkan - Statistik kadang-kadang identik dengan kebohongan, yang dibungkus dengan cita rasa ilmiah, cita rasa…
- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengakui dirinya memang sering melawat ke berbagai negara selama dua periode pemerintahannya. Tapi dia menegaskan sudah berusaha mengurangi waktu kunjungan, bahkan…
- Inilah Tukang Ojek Dengan Modal Kampanye hanya Rp 40 juta Lolos ke Kursi Dewan - Tukang ojek jadi anggota dewan. Jika tak ada aral melintang, Abdul Wahid Ibrahim, calon anggota legislatif dari…
- Jika Partai Islam Bersatu, Jokowi Gagal Nyapres - Dengan komposisi perolehan suara dan kursi DPR RI yang tidak ada mencapai 20% maka semua Capres-Cawapres harus diajukan oleh gabungan partai…
- Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat Anas Urbaningrum, ibarat “seorang bayi yang tidak diinginkan kelahirannya” oleh sebagian besar tokoh di Dewan Pembina Partai Berlambang segitiga Mercy…
- Berat, Peluang Wiranto-HT Unggul di Pilpres - Deklarasi Wiranto-Hary Tanoesoedibjo sebagai pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden dari Partai Hanura dinilai hanya sebuah strategi untuk…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar