PDIP Tidak Khawatir, Koalisi Golkar-Gerindra Tergantung Jokowi

PDIP Tidak Khawatir, Koalisi Golkar-Gerindra Tergantung Jokowi — Ketua Badan Penelitian dan Pengembangan DPP Partai Golongan Karya (Golkar), Indra J. Piliang, mengatakan efek Jokowi selaku capres PDIP menjadi pertimbangan bagi Partai Golkar untuk berkoalisi dengan Partai Gerindra.

“Soal Pak Prabowo akan dipasangkan dengan Pak Aburizal Bakrie bergantung pada kondisi objektif, apakah Jokowi bisa dikalahkan atau tidak,” kata Indra ketika dijumpai seusai menghadiri acara diskusi di Jakarta, Selasa (6/5/2014).

Prabowo Subianto dan Joko Widodo (JIBI/SOLOPOS/dok)

Menurutnya, Golkar optimis Pilpres 2014 akan berlangsung dua putaran dan Jokowi akan dapat dikalahkan pada pilpres putaran kedua. “Kami optimis Jokowi bisa dikalahkan pada Pilpres putaran kedua yaitu pada bulan september, apalagi sejumlah lembaga survei juga menunjukkan elektabilitas Prabowo hampir menyalip elektabilitas Jokowi,” ujarnya.

Lebih lanjut, Indra mengatakan peluang Partai Golkar dan Partai Gerindra untuk berkoalisi sangat besar. Pasalnya kedua partai tersebut memiliki platform yang. Kedua kandidat capres yaitu Aburizal Bakrie capres dari Partai Golkar dan Prabowo Subianto sebagai capres dari Partai Gerindra juga memiliki kedekatan dan hubungan persahabatan yang sudah lama terjalin.

Selain itu, dia mengungkapkan Golkar bisa memperoleh keuntungan apabila membentuk koalisi dengan Partai Gerindra. Keuntungan tersebut antara lain adalah kedua partai bisa sama-sama menjalankan platform yang memiliki banyak kesamaan, Golkar membawa visi negara kesejahteraan dan Partai Gerindra membawa enam program aksi nyata membangun bangsa.

“Keuntungan lainnya, kita bisa memperkuat dukungan di pemerintahan dan kerjasama di parlemen, serta memajukan pemerintah daerah yang potensial,” ucapnya.

Sementara itu, menanggapi isu dugaan kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang dilakukan capres Partai Gerindra Prabowo Subianto dalam hilangnya 13 aktivis 1997 lalu, Indra mengakui tidak mempermasalahkan. Menurut Indra, hal tersebut adalah isu lima tahunan yang selalu dimunculkan menjelang Pilpres.

” Pak Prabowo telah dinyatakan memenuhi persyaratan ketika menjadi cawapres pada 2009 lalu, kalau sudah memenuhi persyaratan lalu apa yang harus dipermasalahkan,” jelasnya.

Partai Golkar, lanjutnya, tidak dalam posisi untuk mendorong Prabowo menjelaskan kepada rakyat mengenai kasus dugaan pelanggaran HAM. “Itu adalah masalah pribadi Pak Prabowo, kita tidak ingin ikut campur dan masalah ini biarkan Pak Prabowo sendiri yang menyelesaikannya.”

PDIP Tidak Khawatir

Sementara itu, Wakil Sekjen PDIP, Eriko Sotarduga, mengaku tidak khawatir jika pada akhirnya Partai Golkar dan Partai Gerindra membentuk kekuatan besar dan berkoalisi. “Kami tentu menyambut baik. Bila mana koalisi Gerindra dan Golkar jadi terbentuk, ini menjadi perkembangan yang menarik dan kelihatannya mengarah pada pembentukan dua poros pada Pilpres 2014,” kata Eriko kepada Bisnis.

PDIP, lanjutnya, telah melakukan sejumlah aksi untuk mendukung pemenangan Jokowi dalam menghadapi Pilpres 2014 dengan membentuk koalisi dengan partai-partai yang memiliki persamaan tujuan, serta visi dan misi, yaitu dengan Partai Nasional Demokrat (Nasdem). Selain itu, PDIP tetap melakukan komunikasi politik dengan parpol-parpol lainnya.

“PDIP, Partai Nasdem, dan parpol lainnya akan bersama-sama mendukung Pak Jokowi dan siap berkompetisi secara sehat dan fair, biarlah rakyat yang menentukan pilihannya,” ujarnya.

Eriko juga mengaku optimis Pilpres 2014 dapat dilakukan satu putaran dan menjadikan Jokowi sebagai Presiden terpilih. “Kami yakin bisa satu putaran, apalagi dari serapan yang kita terima masyarakat menginginkan calon pemimpin yang bekarakter dan bersikap seperti Pak Jokowi,” ucapnya.
Sumber : Solopos.com

No comments:

Post a Comment