Aceng Fikri Lolos Ke Senayan Tanpa Strategi Khusus

Aceng Fikri Lolos Ke Senayan Tanpa Strategi Khusus- Strategi Aceng Fikri Melaju ke Senayan - Ia rajin menunaikan ibadah salat Jumat - Secara umum strategi kampanye para calon anggota legislatif (caleg) maupun anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) lainnya tidak jauh berbeda dengan yang diterapkan oleh tim sukses Aceng Fikri. Namun Aceng memiliki strategi khusus untuk merebut hati pemilih yang akhirnya berhasil menghantarkan mantan Bupati Garut tersebut terpilih sebagai anggota DPD-RI mewakili Provinsi Jawa Barat.

Setiap hari Jumat sekitar pukul 10.00 WIB, Aceng keluar dari rumahnya di Kampung Bojong Larang Copong, Kelurahan Sukamentri, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut Jawa Barat. Ia pergi dengan tujuan yang tak menentu, bukan hanya di wilayah Garut, tetapi hingga ke luar kota.

Mantan Bupati Garut, Aceng Fikri. (ANTARA/Agus Bebeng)

"Kadang-kadang sampai Kabupaten Tasikmalaya hingga Ciamis, hanya untuk menjalankan ibadah salat Jumat. Pokoknya pas azan berkumandang, dia langsung turun untuk melaksanakan salat Jumat," ujar Jahir salah seorang tim sukses Aceng Fikri, Jumat, 25 April 2014.

Menurut Jahir, selama salat Jumat, Aceng tak melakukan sosialisasi apapun, kecuali ada yang menyapa baru Aceng mau mengobrol dengan warga di Masjid.

"Hanya saja tak pernah membicarakan pencalonan di DPD, kecuali kalau ada yang nanya, baru sama pak Aceng dibenarkan," ungkap Jahir.

Terkadang saat di masjid tidak ada yang menyapa sama sekali, biasanya Aceng langsung pulang lagi ke rumah. "Ya kalau tak ada yang menyapa, pulanglah, gak masalah, "kata Jahir.

Aceng kini menjadi buah pembicaraan sebagian warga Garut setelah dipastikan terpilih sebagai anggota DPD. Aceng berhasil meraup 1.139.556 suara.

Kasus Aceng mencuat pada Desember 2012 ketika dia masih menjabat sebagai Bupati Garut. Dia dimakzulkan dari jabatannya oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Garut atas rekomendasi Mahkamah Agung (MA) karena telah menikah siri dengan anak yang baru berusia belasan tahun bernama Fani Oktora pada 14 Juni 2012. Pernikahannya berlangsung kilat, empat hari. Dia menceraikan Fani hanya dengan pesan singkat pada 17 Juli 2014.

Kasus ini mendapat sorotan publik dan beberapa tokoh politik serta pejabat. Mulai dari Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi hingga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. (ita)
sumber : VIVA.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar