Inilah Prestasi Membanggakan Jokowi Di Jakarta Menurut Ilmuan LIPI - Pengamat Politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro, mengaku menyayangkan sikap Jokowi yang setuju menjadi capres dari PDIP. Karena, Menurut Siti, belum ada prestasi nyata yang ditunjukkan Jokowi kepada warga Jakarta. Ia mencontohkan untuk masalah kemacetan Jakarta, belum ada hal konkrit yang dilakukan Jokowi untuk menyelesaikan problem klasik ibukota.
"Kalau dilihat sih, kemacetan semakin parah, lebih parah dari zaman Pak Foke (mantan Gubernur DKI). Ini malah makin macet. Mau dianalisis kinerjanya juga sulit karena masih 1,5 tahun. Birokrasi saja luntang-luntung," cetus Siti pada wartawan, Sabtu (15/3/2014).
Siti juga menilai antisipasi Jokowi untuk mengatasi banjir selama kurang lebih 1,5 tahun memimpin Jakarta, dimana menurutnya Jokowi juga tidak mampu menjalin komunikasi yang baik dengan pemerintah kota di sekitar Jakarta seperti Banten, Bekasi dan Bogor.
"Di Jakarta saja Jokowi tidak bisa bekerja sama dengan pemerintah kota sekitarnya. Ngurusi banjir saja tidak ada pembicaraan. Selama setahun memimpin, baru akhir-akhir ini saja menjalin komunikasi dengan pemerintah sekitar. Kalau ditanya, dia lalu bilang ini bukan level Pemprov DKI. Jangan sampai kalau jadi Presiden malah berkelit terus. Lihat lah kinerja Jokowi dalam lingkup DKI saja," paparnya.
Siti mengungkapkan sosok sederhana dan apa adanya Jokowi memang berhasil mencuri hati masyarakat. Namun ia menegaskan semuanya harus diukur dari kinerja yang nyata. Sebab, sikap tidak sabar membuat warga mempertanyakan kemampuan yang dimiliki Jokowi.
"Bagaimana mungkin pak Jokowi meninggalkan Jakarta dengan keadaan seperti ini. Pilihannya serba dilematis. Ada yang bagus tapi lompat-lompat terus. Lompatan yang tak terukur. Seolah bisa lompat-lompat terus," katanya.
Siti meminta warga agar lebih realistis dalam menentukan pilihan. Dia mengingatkan bila Jokowi bukan malaikat. Ditambahkannya, seharusnya Jokowi menyelesaikan masa jabatannya selama lima tahun sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Tujuannya, kata Siti, adalah membentuk track record yang nyata dan pasti di hadapan masyarakat. Bukan sekadar politik pencitraan yang tak berarti.
"Saya sedari awal katakan bila Pak Jokowi untuk 2019. Tujuannya adalah untuk menunjukkan track record yang terbaik dan rasional," katanya.
sumber: Tribunnews.com
Siti meminta warga agar lebih realistis dalam menentukan pilihan. Dia mengingatkan bila Jokowi bukan malaikat. Ditambahkannya, seharusnya Jokowi menyelesaikan masa jabatannya selama lima tahun sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Tujuannya, kata Siti, adalah membentuk track record yang nyata dan pasti di hadapan masyarakat. Bukan sekadar politik pencitraan yang tak berarti.
"Saya sedari awal katakan bila Pak Jokowi untuk 2019. Tujuannya adalah untuk menunjukkan track record yang terbaik dan rasional," katanya.
sumber: Tribunnews.com
- Siapa berkoalisi dengan siapa menjadi isu politik paling hangat paska Pemilu Legislatif (Pileg) pada 9 April 2014. Terlebih, berdasarkan hasil hitung cepat atau quick count sejumlah lembaga survei,…
- Posisi Menteri PKS Jadi Incaran Partai Politik lain ? - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menanggapi santai pernyataan Juru Bicara Presiden, Julian Aldrin Pasha yang menyebut kontrak PKS di koalisi…
- Konsistensi politikus Senayan patut dipertanyakan dalam kaitan dengan kasus Bank Century. Mereka sebetulnya tak perlu mempolitisasi lagi kasus ini karena telah menyerahkannya ke Komisi Pemberantasan…
- Sehari setelah Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PT TUN) Jakarta memerintahkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan Partai Bulan Bintang (PBB) sebagai partai peserta Pemilu 2014, partai kader…
- Inilah Dendam Megawati Terhadap SBY - Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Sumatera Utara Panda Nababan menuturkan rasa penasaran Megawati Soekarnoputri terhadap…
- Yusril : " Kalau permohonnan dikabulkan MK, saya biasa-biasa saja " - "Kalau permohonnan dikabulkan MK, saya biasa-biasa saja, tapi kalau permohonan ditolak saya ketawa-ketawa," kata Yusril,…
- Pada era Orde Baru, Indonesia hanya mengakui tiga partai politik: Partai Demokrasi Perjuangan, Partai Golongan Karya, dan Partai Persatuan Pembangunan. Kala itu, Presiden Soeharto tak mengizinkan…
- Jokowi Belum Tentu Menang Lawan Prabowo, Pilpres Tetap 2 putaran - Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) memprediksi Pilpres 2014 nanti akan berlangsung dua putaran. Hal ini…
- Wiranto dan Hary Tanoesoedibjo Calon Presiden dan Wakil Presiden Hanura -- Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) akhirnya resmi mengusung pasangan Wiranto dan Hary Tanoesoedibjo sebagai calon…
- Inilah Bukti, Iklan Kematian Jokowi Dibuat Oleh Pendukungnya Sendiri - Beberapa hari lalu, pengguna sosial media dikejutkan oleh sebuah gambar yang memberitahukan kabar duka cita. Namun, ini…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar